I whisper to the moon…
Return to me…
My companion…
My lover…
My heaven…
Without him…
The night’s my loyal companion…
Loneliness engulfs me…
Moon…
Don’t let day it be day…
Leave the world stay in twilight…
Let it be lonely…
Like me
-sepi-
I whisper to the moon…
Return to me…
My companion…
My lover…
My heaven…
Without him…
The night’s my loyal companion…
Loneliness engulfs me…
Moon…
Don’t let day it be day…
Leave the world stay in twilight…
Let it be lonely…
Like me
-sepi-
Tajuk : Salju Sakinah
Penulis : Zaid Akhtar
Sumayyah… “jangan nama je Sumayyah tapi cepat mengalah” kata-kata perangsang yang dipegang oleh watak dalam novel ini. Sumayyah nama secekal pemiliknya.
Novel yang mengisahkan ketabahan watak Sumayyah siswi tahun akhir Universiti Yarmouk, Jordan yang berada di semester terakhir pengajiannya, kehidupan dakwahnya semasa dia berada di kampungnya, di Senggarang, Batu Pahat serta bagaimana ketabahannya menghadapi kegagalan dalam pengajian.
Novel ini menawarkan nilai-nilai murni yang wajar diteladani pembaca. Justeru sebagai sebuah novel Islamik, sirah Rasulullah, kisah para Nabi dan sahabat turut dititipkan kepada pembaca sebagai peringatan; tanpa melupakan firman Tuhan dan hadis Nabi yang diselitkan juga sebagai panduan. Insya-Allah.
Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kiyai.
Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan saya?
Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.
Pemuda: Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kiyai : Saya akan mencuba sejauh kemampuan saya.
Pemuda: Saya ada 3 pertanyaan:-
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan takdir
3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?
Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit.
Kiyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya!
Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat
Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tidak.
Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tidak.
Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir.
Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: Kulit.
Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: Kulit.
Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Sakit.
Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.
Demi Waktu…
Membiarkan ia berlalu begitu sahaja…
Dan dalam kesedaran aku mengabaikannya dengan perkara yang begitu merugikan…
Sesungguhnya, waktu yang sentiasa merugikan aku itu dilewati. ..
Sengaja berkelakuan begitu…
Pada saya ia tidak membawa sebarang erti juga kepentingan…
Ah biarkan…
Pada satu saat apabila aku memerlukannya ia terlalu jauh meninggalkan aku...
Saat aku menoleh untuk mencapainya...
Semakin jauh aku ditinggalkan...
Ah kesalan menyelubungi...
Waktu baru aku sedar akan kepentingannya...
Sungguh waktu itu sangat-sangat berharga...
Dengan bangga ia sentiasa maju melangkah...
Dan tanpa menoleh dia megah membiarkan aku...
Dan aku hanya kesalan yang menghimpit...
Bermulanya penentuan pengajian aku petang esok. Kertas pertama yang akan aku hadapi. Takut, resah, gelisah tidak bersarang dalam hati ini. Entahlah aku tak dapat memastikan perasaan aku. Semoga aku bisa meneliti setiap persoalan dan melontarkan jawapan yang terbaik. Aku juga mengharapkan kecemerlangan. Aku hanya berserah. Dengan petunjuk dan pertolonganNYA di saat-saat akhir ini menjadi doronganku. Moga aku diberikan ketenangan sewajarnya. Ya Allah.. bantulah hambaMU ini...